Sabtu, 12 Februari 2011

Campus Fair

22 Januari 2011

Iya hari ini adalah hari diselenggarakannya Campus Fair di SMA gue. Acara yang mempromosikan universitas kepada calon maba a.k.a adik kelas itu dihadirkan beberapa PTN dan PTS dari alumni SMA gue sendiri. Walaupun sebelumnya gue enggak dapet undangan, jarkom, dan kabar dari OSIS SMA gue, gue sok-sok-an aja dateng ke SMA tercinta gue. Apakah karena gue bener-bener enggak eksis ya pas SMA dulu ?
*SIGH*
Tapi enggak kenapa, lagipula gue enggak mau jadi orang terkenal (masa yo ?). Iya. Gue cuma mau jadi orang yang dikenal (amin). Karena jadi orang terkenal enggak serta-merta harus memiliki reputasi yang baik, karir yang bagus, selera yang tinggi, dan selalu up-to-date. Jadi orang terkenal enggak perlu itu semua. Jadi orang terkenal cukup dengan mencabik harga diri sendiri, berbuat hal-hal yang tidak terpuji kepada orang-orang, dan menghalalkan segala cara dalam bertindak untuk merampas hak orang lain. Jadi orang dikenal merupakan cita-cita mulia karena dengan itu kita benar-benar menjadi orang yang menebar berkah ke banyak orang, mengasihi sesama, dan saling menasehati kebenaran. Nah, mungkin ini bisa jadi bahan perenungan kita ya, temen-temen.

•••

Acara sebenarnya dimulai pada pukul 08.00 pagi, tapi karena hal ini dan hal itu sekitar pukul 08.30 baru dimulai. Tujuan gue sok-sok-an dateng itu sebenernya pengen berbagi manis-pahit perjuangan dulu buat para junior ditambah mini-reunion sama temen-temen gue. Betapa indahnya berkisah banyak hal tentang pengalaman selama kurang lebih 1 semester di universitas yang notabenenya kita menimba ilmu di sana dengan temen-temen yang berbeda universitas dari kita.

Dan tahukah anda ?

Ketidak-eksis-an gue waktu SMA "terkenal" banget di sini.
Temen-temen gue terbukti pada enggak tau gue kuliah di mana sekarang.

Berikut cuplikannya :

"lu emang jurusan apa di UI ?"
(kata temen gue yang sekarang di vokasi UI)
"lu kuliah di mana emang , Yo ?"
(kata temen sejurusan pas di SMA)
"emang sekarang lu dimana sih ?"
(kata temen SEKELAS gue waktu kelas 3 di SMA)

Dan tahukah anda (lagi) ?
Tiba-tiba gue dipercayai jadi jubir pas giliran UI presentasi.
Adalah Diana Yasmin, sahabat gue, memercayai gue sebagai rekannya dalam sesi yang bergengsi ini. Oh, iya Diana itu mahasiswi UI prodi prancis. Bedanya dia keterima di jalur SIMAK sedangkan gue di SNMPTN.

Ok, and the story goes on !

UI mendapati urutan terakhir dalam "menjual" kampusnya. Dari tahun ke tahun seperti itu.
Kenapa ?
Mudah-mudahan karena UI masih dianggap sebagai PTN yang paling dinanti-nanti dan diimpi-impikan bukan hanya dari labelnya, tetapi juga dari output UI sendiri dalam memerjuangkan harkat martabat bangsa dan negara, tidak hanya di dalam, tetapi juga di luar negeri. Gue yang kurang lebih setahun lalu memelototi alumni smada --yang sekarang resmi jadi mahasiswa UI-- presentasi pada waktu itu, terpolusikan keinginan bahwa tahun depan gue harus jadi seperti mereka. Presentasi di hadapan junior walaupun mereka enggak tau gue siapa.
Dan sekarang ?
it really comes true...
Bagai dilanda gelombang ketidakpercayaan gue meyakinkan diri sendiri kalo gue bener-bener ada ditengah-tengah puluhan junior yang pada saat itu --sebagian besar-- pasti menginginkan hal yang sama dengan gue setahun yang lalu.

UI !!!
KEPAL JARI-JARI TINJU, UI UI KAMPUSKU, BERSATU ALMAMATERKU, UI !!!


Gue dan temen-temen UI lainnya yang udah nunggu sampe meletek akhirnya memasuki ruang multi guna dengan disambut tatapan takjub junior-junior. Entah itu gara-gara almamater yang kita pake apa gara-gara keberisikan waktu kita semua meneriakkan Pekik UI tadi.
Diana and me are grabbing the mic !
Diana membuka presentasi dengan elegan dan gue hanya megap-megap (^^;)
Setelah kita semua udah berjejer di hadapan junior-junior yang lucu, satu per satu dari kami pun memerkenalkan diri. Ada yang terbata-bata, ada yang penuh determinasi, ada juga yang melucu. Diana pun melontarkan pertanyaan kepada junior-junior yang lucu-lucu itu, "siapa yang di sini mau masuk UI !!?"
dan tahukah anda, ternyata hampir semua junior-junior itu mengangkat tangannya. haru sekaligus bangga merasuk di dada gue. "Mudah-mudahan mereka selalu dalam bimbingan-Mu, Ya Allah" batin gue.

Slide-slide mengenai UI pun bermunculan. Isinya merupakan gambaran umum dari UI sendiri. FYI, untuk tahun ini UI membuka jalur penerimaan lewat PPKB (yang biasa disebut dengan PMDK), SNMPTN, SIMAK UI (masih tentatif), dan prestasi. Untuk SNMPTN sendiri dibagi menjadi 2 jalur, jalur undangan dan jalur tes tertulis. Jalur undangan mirip dengan PPKB, namun jalur undangan memperbolehkan siswa-siswi yang memperoleh peringkat 10 besar di kelas dari semester 1-5 dengan syarat nilai yang ada harus konstan atau naik untuk mengirimkan perwakilan dari tiap-tiap sekolah untuk memilih 2 PTN yang berbeda dengan maksimal 3 jurusan yang dipilih. PPKB sendiri hanya memerbolehkan siswa-siswi yang berperingkat 10 besar di kelas dari semester 1-4 dengan syarat nilai yang ada harus konstan atau naik untuk mengirimkan perwakilannya ke PTN dan jurusan yang diinginkan. Nah, untuk tes tertulis sama formatnya seperti tahun kemaren, tapi gue kurang tau pembobotan soalnya kayak gimana. Apakah lebih banyak atau lebih sedikitnya gue enggak tau.
Dan untuk tahun ini SNMPTN diselenggarakan terlebih dahulu ketimbang SIMAK + kuota SNMPTN pada tahun ini lebih banyak daripada SIMAK. Oh, iya SNMPTN dilaksanakan pada bulan Juni sedangkan SIMAK pada bulan Juli.

Sesi tanya-jawab pun dibuka. Hanya 3 orang penanya yang diperbolehkan bertanya pada kesempatan kali ini. Mereka yang bertanya mendapatkan cenderamata dari UI berupa notes kecil beserta pernak-pernik lainnya. Pertanyaan mereka mengenai kurang lebih seperti kekisruhan pengumuman pembagian waktu antara pengajuan PPKB dan SNMPTN jalur undangan, program apa saja yang dibuka dalam SIMAK, dan apakah seseorang yang telah mengajukan PPKB, namun tidak diterima kemudian mengajukan lagi di SNMPTN melalui jalur undangan diperbolehkan atau tidak.

Setelah puas mendengarkan jawaban, Diana bertanya kepada junior-junior itu,
"nah, tadi kan udah dikasih tau segala macemnya tentang UI. sekarang siapa yang tau jalur masuk UI apa aja ???" tantang Diana. Ternyata ada seorang lelaki yang memberanikan diri maju. Dia menjawab dengan sangat tepat, tetapi masih dianggap salah sama kita semua.
"yang bener jalur masuk UI itu, ya lewat pocin, kober, kukel, gerbatama, gang senggol..." terang Diana dengan terkekeh-kekeh.
Junior-junior yang lucu-lucu itu pun sontak tertawa dengan penuh keputusasaan. Merasa dibodohi dengan perbedaan kata "jalur masuk" dan "jalur penerimaan"

Presentasi kami akhirnya selesai dengan banyolan barusan.
Begitulah sodara-sodara petualangan gue hari ini.
Bagaimanakah dengan esok hari ?
Any suggestions ?

Senin, 07 Februari 2011

Kompetisi Web Kompas Muda & AQUA


Petualangan Sang Air

Siapa yang tidak kenal dengan air? Pribadi yang mengalir, menyejukkan, dan menyembuhkan itu? Ya. Mengalir di mana pun dirinya berpetualang, menyejukkan pori-pori kulit kehidupan, dan menyembuhkan di saat revitalisasi sistem dibutuhkan. Mempunyai massa, menempati ruang, bergerak ke segala arah, melarutkan berbagai zat, dan meresap melalui celah-celah kecil merupakan sedikit dari banyaknya ciri khas air. Kenyataannya, air telah berkontribusi dan berkelana jauh mengarungi dimensi beserta portal-portal kehidupan.

Air bukan sekadar senyawa H2O, tetapi prajurit yang mengemban tugas mulia bagi peradaban makhluk hidup. Air rela mengabdikan dirinya demi keberlangsungan makhluk hidup yang selalu membutuhkan uluran tangannya dalam memenuhi kebutuhan di dunia ini untuk meregenerasikan anak-cucu mereka. Air juga menggunakan prinsip memberikan sebanyak-banyaknya daripada menerima sebanyak-banyaknya. Terlebih lagi, air tidak pernah mengeluh, membantah, apalagi memaki. Terlalu banyak manfaat yang indah dari air untuk kita campakkan.

Namun, air tidak selamanya baik. Dia memilih untuk tidak baik bukan karena dia yang  berkehendak, tetapi merupakan bukti penyelewengan manusia yang membengkak. Iklim yang berubah, pelelehan es di kutub, dan banjir-banjir yang membahana merupakan bukti nyata penyiksaan yang dilakukan air kepada kita. Jelas bukan tanpa tujuan air melakukan itu kepada kita tetapi dirinya terpaksa melakukan itu semua untuk menyadarkan kita betapa berharga dan mulia ciptaan-Nya.

Lihatlah langit di saat sedih. Siapa yang menjembatani langit yang sedang bersedu sedan itu dengan bumi? Lihatlah pohon-pohon yang layu dan malu. Siapa yang menjadi penggerak untuk bertumbuh? Lihatlah manusia yang kalah dalam serbuan dahaga. Siapa yang menjadi oasis dalam kalibernya? Pernahkah kita bertafakur bahwa air tercipta dari unsur yang sama sekali berbeda? Pernahkah terlintas di benak kita bahwa sebenarnya oksigen dan hidrogen merupakan kerabat yang dengan mudahnya mendatangkan api? Pernahkah kita belajar dari perbedaan yang menopang kehidupan kita selama ini? Pernahkah Anda bayangkan hidup tanpa air? Haruskah kita membinasakan air dengan bentuk kesewenangan kita? Apa yang terjadi apabila mata air di seluruh dunia hanya diperuntukkan bagi orang-orang penting di luar sana? Masihkah kita menganggap semua ini hanya sebuah ketidakpentingan belaka?

Sudah saatnya bagi kita membalas budi baik yang telah air berikan kepada kita selama ini. Bukankah hidup ini lebih indah jikalau kita saling mengasihi? Air memberikan apa yang kita butuhkan dan kita harus memerlakukan air sebagai sahabat sekaligus ksatria kehidupan kita. Tidak melulu kita memulainya dari hal yang kelihatannya besar, cukuplah dari hal-hal yang sederhana tetapi mempunyai pengaruh yang luar biasa di kehidupan mendatang. Semoga dengan kesadaran kita sebagai makhluk yang dianggap paling sempurna oleh-Nya dapat melestarikan dan saling mengingatkan bahwa air layak untuk masa depan.